Melansir dari www.ted.com cara menemukan kreativitas yang
tersembunyi dalam diri kita seperti yang dikemukakakn oleh Amy Tan sebagai berikut “Nilai dari ketiadaan: dari
ketiadaan muncullah sesuatu. Ini adalah esai yang saya tulis ketika saya
berumur 11 tahun dan saya mendapat B+. Apa yang akan saya bicarakan : ketiadaan
yang muncul dari sesuatu, dan bagaimana kita berkreatifitas. Dan saya akan coba
melakukannya dalam jangka waktu 18 menit yang kita diminta untuk mematuhinya,
dan untuk mengikuti perintah-perintah suci TED : yang, kenyataannya, adalah
sesuatu yang menciptakan suatu pengalaman hampir-mati, tetapi hampir-mati itu
bagus untuk kreativitas.
“Jadi, saya juga ingin menjelaskan, karena Dave Eggers
berkata dia akan mengganggu saya jika saya mengatakan apapun yang merupakan
suatu kebohongan, atau tidak benar menurut kreativitas yang universal. Dan saya
telah melakukannya dengan cara ini untuk separuh dari audiens, yang merupakan
komunitas ilmuwan. Ketika saya berkata kita, saya tidak bermaksud anda, secara
khusus; Saya memaksudkannya diri saya, dan otak kanan saya, otak kiri saya, dan
yang berada di antaranya yaitu sensor dan menyatakan pada saya apa yang saya
katakan adalah salah. Dan saya juga akan melakukannya dengan melihat pada apa
yang saya pikir sebagai bagian dari proses kreatif saya, yang termasuk sejumlah
hal yang terjadi, kenyataannya -- ketiadaan bermula bahkan lebih awal daripada
momentumnya dimana saya menciptakan sesuatu yang baru. Dan itu termasuk alam,
dan perawatan, dan apa yang saya sebut sebagai mimpi-mimpi buruk.”
“Sekarang dalam area alami, kita melihat apakah benar atau
tidak kita dilengkapi secara pembawaan lahir dengan sesuatu, mungkin dalam
otak-otak kita, beberapa kromosom abnormal yang menyebabkan efek mirip-renungan
ini. Dan beberapa orang akan berkata bahwa kita dilahirkan dengannya dalam
beberapa cara lain, dan orang-orang lain, seperti ibu saya, akan berkata bahwa
saya mendapat bahan bakunya dari kehidupan-kehidupan sebelumnya. Beberapa orang
juga akan berkata itulah kreativitas mungkin merupakan suatu fungsi dari
beberapa keanehan neurologis lainnya -- sindrom van Gogh -- yaitu bahwa anda
punya sedikit dari, anda tahulah, psikosis, atau depresi. Saya harus berkata,
seseorang -- saya membacanya baru-baru ini bahwa van Gogh sebenarnya tidak
benar-benar psikotik, bahwa dia mungkin mengalami kejang lobus temporal, dan
itu mungkin menyebabkan percikan kreativitasnya, dan saya tidak -- Saya rasa
itu menyebabkan sesuatu pada bagian otak anda. Dan saya akan menyebutkan bahwa
saya pada dasarnya mengalami kejang lobus temporal beberapa tahun lalu, tetapi
itu pada saat saya menulis buku terakhir saya, dan beberapa orang berkata bahwa
buku itu cukup berbeda.”
“Saya berpikir bahwa bagian itu juga dimulai dengan suatu
perasaan krisis identitas: anda tahulah, siapa saya, mengapa saya seperti ini,
mengapa saya bukan orang kulit hitam seperti orang-orang lain? Dan terkadang
anda dilengkapi dengan keahlian-keahlian tetapi mereka mungkin bukan
jenis-jenis keahlian yang memungkinkan kreativitas. Saya dulu menggambar. Saya
dulu berpikir saya akan jadi seorang seniman. Dan saya dulu memiliki sebuah
miniatur anjing pudel. Dan itu bukanlah sesuatu yang buruk, tetapi itu tidak
benar-benar kreatif. Karena semua yang saya lakukan adalah merepresentasikan sesuatu
seperti apa adanya. Dan saya memiliki suatu perasaan bahwa saya mungkin
menyalin ini dari sebuah buku. Dan kemudian saya juga tidak benar-benar
cemerlang dalam beberapa area tertentu yang saya inginkan. dan anda tahulah,
anda melihat pada nilai-nilai itu, dan itu tidaklah buruk, tetapi itu tidaklah
secara jelas memprediksikan bahwa saya suatu hari akan memperoleh penghasilan
saya dari pengaturan kata-kata yang berseni.”
“Juga, satu dari prinsip-prinsip kreativitas adalah memiliki
sedikit trauma masa kecil. Dan saya memiliki hal-hal yang saya pikir banyak
orang lain miliki. dan itu adalah, anda tahulah, saya menerima harapan-harapan
yang diletakkan pada diri saya Boneka di sana, omong-omong, boneka di sana
dulunya adalah sebuah mainan yang diberikan kepada saya ketika saya berusia
sembilan tahun, dan boneka itu untuk membantu saya menjadi seorang doktor dari
usia yang sangat dini. Saya punya beberapa boneka yang cukup bertahan lama:
dari usia lima sampai 15, ini seharusnya menjadi pekerjaan sampingan saya, dan
itu membawa kepada suatu perasaan gagal.”
“Tetapi kenyataannya ada sesuatu yang cukup nyata dalam
hidup saya yang terjadi ketika saya berusia sekitar 14 Dan ditemukan bahwa
kakak lelaki saya, pada 1967, dan kemudian bapak saya, enam bulan kemudian, memiliki
tumor otak. Dan ibu saya percaya bahwa suatu kesalahan telah terjadi, dan
beliau akan mencari tahu apakah kesalahan itu. Dan beliau akan memperbaikinya.
Bapak saya adalah seorang pendeta Baptis, dan beliau percaya pada
mukjizat-mukjizat, dan bahwa kehendak Tuhan akan menanganinya. Tetapi tentu
saja, akhirnya mereka menghembuskan nafas terakhirnya, terpisah enam bulan. Dan
setelahnya, ibu saya percaya bahwa ini adalah takdir, atau kutukan-kutukan --
beliau mencari semua alasan di alam semesta kenapa hal ini harus terjadi.
Semuanya kecuali keacakan. Beliau tidak percaya pada keacakan. Ada suatu alasan
untuk segala sesuatu. Dan satu dari alasan-alasan tersebut, beliau berpikir,
adalah bahwa ibunya dulu, yang telah wafat ketika beliau masih sangat muda,
marah pada dirinya. Dan kemudian saya memiliki gagasan kematian ini di
sekeliling saya karena ibu saya juga percaya bahwa sayalah yang berikutnya, dan
beliau yang berikutnya Dan ketika anda dihadapkan dengan kemungkinan kematian
yang sangat dekat, anda mulai berpikir sangat banyak tentang segala sesuatu.
Anda menjadi sangat kreatif, dalam suatu perasaan bertahan hidup.”
“Dan ini, kemudian, membawa pada pertanyaan-pertanyaan besar
saya. Dan itu adalah pertanyaan-pertanyaan yang sama yang saya miliki hari ini.
Dan pertanyaan-pertanyaan itu adalah : mengapa hal-hal terjadi, dan bagaimana
hal-hal terjadi? Dan satu pertanyaan yang ditanyakan ibu saya: Bagaimana saya
membuat hal-hal terjadi? Adalah suatu cara yang indah untuk melihat pada
pertanyaan-pertanyaan ini, ketika anda menulis sebuah cerita. Karena pada
dasarnya, dalam kerangka tersebut, diantara halaman satu dan 300, anda harus
menjawab pertanyaan tentang mengapa hal-hal terjadi, bagaimana hal-hal terjadi,
dalam urutan apa mereka terjadi. Apa pengaruh-pengaruhnya? Bagaimana saya,
sebagai narator, sebagai penulis, juga mempengaruhinya? Dan itu juga sesuatu
yang saya pikir banyak dari para ilmuwan kita telah pertanyakan. Hal itu
seperti semacam kosmologi, dan saya harus membangun suatu kosmologi dari alam semesta
saya sendiri, sebagai pencipta dari alam semesta tersebut.”
”Dan anda lihat, ada banyak sekali maju dan mundur untuk
membuat hal itu terjadi, untuk mencoba mencari tahu -- bertahun-tahun,
seringkali. Sehingga ketika saya melihat pada kreativitas, saya juga berpikir
bahwa itu adalah perasaan ini atau ketidakmampuan ini untuk menekan penglihatan
saya pada asosiasi-asosiasi tentang segala sesuatu secara khusus di dalam hidup
Dan saya mendapatkan banyak dari hal-hal tersebut selama apa yang telah terjadi
sepanjang konferensi ini, hampir segala sesuatu yang telah terjadi.”
“Dan saya akan menggunakan asosiasi ini, sebagai metafora
mekanika kuantum, yang sesungguhnya saya tidak mengerti, tetapi saya tetap akan
menggunakannya sebagai proses untuk menjelaskan apakah metafora yang dimaksud
tersebut. Jadi dalam mekanika kuantum, tentu saja, anda memiliki energi gelap
dan materi gelap. Dan itu adalah hal yang sama dalam melihat
pertanyaan-pertanyaan ini tentang bagaimana hal-hal terjadi. Ada banyak sekali
hal-hal yang tidak diketahui, dan anda seringkali tidak tahu hal apa itu
kecuali dengan ketiadaannya. Tetapi ketika anda membuat asosiasi-asosiasi
tersebut, anda menginginkannya untuk bergabung menjadi suatu bentuk sinergi
dalam cerita, dan apa yang anda temukan itulah yang penting. Maknanya. Dan
itulah yang saya cari dalam karya saya, suatu makna pribadi.”
“Ada juga prinsip ketidakpastian, yang merupakan bagian dari
mekanika kuantum, sebagaimana yang saya mengerti. (Tawa) Dan hal ini terjadi
secara konstan dalam penulisan. Dan ada efek pengamat yang mengerikan dan
menakutkan, di mana anda mencari sesuatu, dan anda tahu, hal-hal terjadi secara
bersamaan, dan anda melihatnya dengan cara yang berbeda, dan anda mencoba untuk
benar-benar mencari ke-tentang-annya. Atau tentang apa cerita ini. Dan jika
anda mencoba terlalu keras, maka anda akan hanya menulis mengenai tentang. Anda
tidak akan menemukan apapun. Dan apa yang anda semestinya temukan, apa yang
anda harap untuk temukan, dengan beberapa cara yang kebetulan, tidak lagi ada
di sana. Sekarang, saya tidak ingin mengabaikan sisi lain dari yang terjadi
dalam alam semesta kita, sebagaimana banyak dari para ilmuwan kita lakukan. Dan
karenanya saya hanya akan memberikan teori string di sini, dan hanya berkata
bahwa orang-orang kreatif adalah multidimensional, dan ada sebelas tingkat,
saya pikir, dari kecemasan. (Tawa) Dan kesemuanya beroperasi pada waktu yang
sama.”
“Ada juga sebuah pertanyaan besar tentang ambiguitas. Dan
saya akan menghubungkannya dengan sesuatu yang disebut konstanta kosmologis.
Dan anda tidak tahu apa yang beroperasi, tetapi sesuatu sedang beroperasi di
sana. Dan ambiguitasm, bagi saya, adalah sangat tidak nyaman dalam hidup saya,
dan saya memilikinya. Ambiguitas moral. Hal itu secara konstan ada di sana. Dan
sebagaimana sebuah contoh, berikut ini adalah satu yang baru-baru ini menimpa
saya. Hal itu adalah sesuatu yang saya baca dalam sebuah editorial oleh seorang
wanita yang membicarakan tentang perang di Iraq. Dan ia berkata,
"Selamatkan seseorang dari tenggelam, maka anda bertanggung jawab
terhadapnya seumur hidupnya." Sebuah pepatah Cina yang sangat terkenal,
katanya. Dan hal itu berarti karena kita pergi ke Iraq, kita seharusnya tetap
di sana hingga hal-hal terselesaikan. Anda tahu, mungkin bahkan sampai 100
tahun. Sehingga ada satu hal lagi yang terlintas di pikiran saya, dan itu
adalah "menyelamatkan ikan dari tenggelam." Dan hal itulah yang
nelayan-nelayan Buddha katakan, karena mereka tidak seharusnya membunuh apapun.
Dan karena mereka juga harus memperoleh penghasilan, dan orang-orang butuh
makan. Sehingga cara mereka merasionalisasikan adalah bahwa mereka
menyelamatkan ikan dari tenggelam, dan sayangnya dalam proses tersebut ikannya
mati.”
“Sekarang apa yang meliputi dalam kedua metafora tenggelam tersebut
-- kenyataannya, satu darinya adalah penafsiran ibu saya, dan itu adalah sebuah
pepatah Cina yang terkenal karena beliau yang mengatakan ke saya:
"Selamatkan seseorang dari tenggelam, maka anda bertanggung jawab
terhadapnya seumur hidupnya." Dan itu adalah sebuah peringatan -- jangan
ikut campur urusan orang lain, atau anda akan terjebak. OK. Saya pikir jika
seseorang memang benar-benar tenggelam, ia akan menyelamatkannya. Tetapi kedua
pepatah tersebut, menyelamatkan seekor ikan dari tenggelam, atau menyelamatkan
seseorang dari tenggelam, buat saya hal-hal tersebut berkaitan dengan
niat-niat.”
“Dan kesemua dari kita dalam hidup, ketika kita melihat
suatu situasi, kita memiliki suatu respons. Dan kemudian kita punya niat-niat.
Ada suatu ambiguitas dari apa yang seharusnya harus kita lakukan, dan kemudian
kita melakukan sesuatu. Dan hasil-hasil darinya mungkin tidak sesuai dengan
niat-niat kita pada awalnya. Mungkin hal-hal menjadi salah. Dan kemudian,
setelah itu, apa tanggung jawab kita? Apa yang seharusnya kita lakukan? Apakah
kita tetap didalamnya seumur hidup kita, atau kita melakukan sesuatu yang lain
dan menjustifikasinya dan berkata, yah, niat-niat saya baik, dan karenanya saya
tidak bisa dituntut bertanggung jawab untuk keseluruhannya? Itulah ambiguitas
dalam hidup saya yang benar-benar mengganggu saya, dan membuat saya menulis
sebuah buku berjudul Menyelamatkan Ikan Dari Tenggelam.”
“Saya melihat contoh-contoh hal tersebut, sekalinya saya
mengidentifikasi pertanyaan ini. Hal itu ada di semua tempat. Saya mendapat
isyarat-isyarat ini di manapun. Dan kemudian, dengan suatu cara, saya tahu
bahwa mereka selalu ada di sana. Dan kemudian menulis, itulah yang terjadi.
Saya mendapat isyarat-isyarat ini, petunjuk-petunjuk ini, dan saya sadar bahwa
mereka telah jelas, dan sebelumnya mereka belum jelas. Dan yang saya butuhkan,
secara efek, adalah suatu fokus. Dan ketika saya memiliki pertanyaan, itu
adalah suatu fokus Dan semua hal ini yang kelihatannya seperti kepingan dan
buangan dalam hidup kenyataannya melalui pertanyaan tersebut, dan apa yang
terjadi adalah hal-hal khusus tersebut menjadi relevan. Dan nampaknya seperti
itu terjadi sepanjang waktu. Anda berpikir ada suatu ketidaksengajaan yang
terjadi, suatu kebetulan, di mana anda memperoleh seluruh bantuan ini dari alam
semesta. Dan hal itu juga dapat dijelaskan bahwa anda saat ini memiliki fokus.
Dan anda memperhatikannya lebih sering.”
“Tetapi anda mengaplikasikan hal itu. Anda mulai melihat
pada hal-hal yang yang berkaitan dengan ketegangan-ketegangan anda. Saudara
laki-laki anda, yang sedang mengalami masalah, apakah anda mengurusinya ?
Mengapa atau mengapa tidak ? Hal itu mungkin merupakan sesuatu yang barangkali
lebih serius --sebagaimana saya katakan, hak-hak asasi manusia di Birma. Saya
berpikir bahwa saya seharusnya tidak pergi karena seseorang berkata jika saya
melakukannya, hal itu akan menunjukkan bahwa saya setuju dengan rezim militer
di sana. Dan kemudian setelah beberapa lama, saya harus bertanya kepada diri
saya, "Mengapakah kita menelan mentah-mentah pengetahuan, mengapakah kita
menelan asumsi yang telah diberikan orang lain kepada kita ?" Dan hal itu
adalah hal yang sama yang saya rasakan ketika saya tumbuh dewasa, dan mendengar
aturan-aturan kelakuan moral dari ayah saya, yang adalah seorang pendeta
Baptis. Jadi saya memutuskan bahwa saya akan pergi ke Birma untuk niat-niat
saya sendiri, dan tetap tidak tahu bahwa jika saya pergi ke sana, apakah hasil
dari hal tersebut adalah jika saya menulis sebuah buku -- dan saya hanya akan
menghadapi yang terakhir disebutkan, ketika waktunya tiba,”
“Kita semua menaruh perhatian dengan hal-hal yang kita lihat
dalam dunia yang kita peduli dengannya. Kita sampai pada titik ini dan berkata,
apa yang saya sebagai seorang individu lakukan ? Tidak semua dari kita dapat
pergi ke Afrika, atau bekerja di rumah sakit-rumah sakit jadi, apa yang kita
lakukan jika kita punya respons moral ini, perasaan ini ? Juga, saya pikir satu
dari hal-hal terbesar yang kita semua melihat, dan berbicara tentangnya hari
ini, adalah genosida. Hal ini membawa pada pertanyaan ini, ketika saya melihat
pada semua hal ini yang secara moral adalah ambigu dan tidak nyaman, dan saya
mempertimbangkan apakah seharusnya niat-niat saya, saya menyadari itu kembali
ke pertanyaan identitas yang saya alami ketika saya masih kecil -- dan mengapa
saya ada di sini, dan apakah arti dari hidup saya, dan apakah tempat saya di
alam semesta ini ?”
“Itu kelihatannya sangat jelas, tapi kenyataannya tidak.
Kita semua membenci ambiguitas moral dalam tingkat tertentu, dan kenyataannya
itu juga diperlukan secara mutlak. Dalam menulis suatu cerita, inilah tempat
saya memulai. Terkadang saya mendapatkan bantuan dari alam semesta, sepertinya.
Ibu saya akan berkata bahwa itu adalah arwah dari nenek saya dari buku pertama,
karena sepertinya saya tahu hal-hal yang saya seharusnya tidak tahu. Daripada
menulis bahwa nenek saya meninggal karena kecelakaan, dari suatu overdosis
opium sementara sedang bersenang-senang terlalu banyak, saya pada kenyataannya
menceritakan bahwa wanita tersebut bunuh diri, dan itulah kenyataan sebenarnya
yang terjadi. Dan ibu saya memutuskan bahwa informasi itu pasti datang dari
nenek saya.”
“Ada juga hal-hal, yang cukup luar biasa, yang memberi saya
informasi yang akan membantu saya dalam menulis buku tersebut. Dalam kasus itu,
saya sedang menulis sebuah cerita yang memasukkan sejenis detil, periode
sejarah, suatu lokasi tertentu. Dan saya butuh untuk mencari sesuatu yang
secara sejarah akan sesuai dengannya. Dan saya mengambil buku ini, dan saya --
halaman pertama yang saya buka adalah tepat tempat dan periode waktunya. Dan
jenis karakter yang saya butuhkan adalah pemberontakan Taiping, terjadi di
daerah dekat Qualin, di luarnya, dan seorang karakter yang berpikir dia adalah
anak dewa.”
“Anda bertanya-tanya, apakah hal-hal ini kemungkinan acak?
Yah, apa itu acak ? Apa itu kemungkinan ? Apa itu keberuntungan ? Apa hal-hal
yang anda dapatkan dari alam semesta yang anda tidak dapat benar-benar jelaskan
? Dan itu masuk ke dalam cerita juga. Ada hal-hal yang saya pikirkan secara
konstan dari hari ke hari. Khususnya ketika hal-hal baik terjadi, dan lebih
khususnya, ketika hal-hal buruk terjadi. Tetapi saya memang berfikir ada
semacam kebetulan, dan saya memang ingin tahu apakah unsur-unsurnya, sehingga
saya dapat berterima kasih kepada mereka, dan juga mencoba mencari mereka dalam
hidup saya. Karena, lagi-lagi, saya berfikir bahwa ketika saya sadar tentang
mereka, lebih banyak dari mereka yang terjadi.”
“Kejadian lainnya adalah ketika saya pergi ke suatu tempat
--saya hanya dengan beberapa teman, dan kami menyetir secara acak ke suatu
tempat yang berbeda, dan kami sampai di lokasi non-turis ini, suatu perkampungan
yang indah, murni. Dan kami berjalan tiga lembah melewatinya, dan pada lembah
ketiga, ada sesuatu yang cukup misterius dan pertanda buruk, suatu
ketidaknyamanan yang saya rasakan. Dan kemudian saya tahu hal itu harus jadi
latar dari buku saya. Dan ketika menulis salah satu dari peristiwanya, itu
terjadi di lembah ketiga. Untuk beberapa alasan saya menulis tentang tugu-tugu
peringatan --tumpukan-tumpukan batu -- yang dibangun seorang laki-laki. Dan
saya tidak tahu secara pasti mengapa saya mendapatkannya, tetapi saat itu
sangat jelas. Saya mengalami kebuntuan, dan seorang teman, ketika dia bertanya
apakah saya mau berjalan-jalan dengan dia dan anjing-anjingnya, saya bilang,
tentu. Dan sekitar 45 menit kemudian, berjalan sepanjang pantai, saya menemui
ini. Dan itu adalah seorang laki-laki, seorang laki-laki Cina, dan dia menumpuk
benda-benda ini, tidak dengan lem, tidak dengan apapun. Dan saya bertanya
bagaimana mungkin untuk melakukan ini ? Dan dia berkata, yah, saya rasa segala
sesuatu dalam hidup, ada suatu tempat keseimbangan. Dan ini adalah tepatnya
makna dari cerita saya pada titik tersebut. Saya memiliki banyak sekali contoh
-- saya memiliki banyak sekali kejadian seperti ini ketika saya menulis suatu
cerita, dan saya tidak dapat menjelaskannya. Apakah itu karena saya memiliki
filter bahwa saya memiliki suatu kebetulan yang sedemikian kuat dalam menulis
tentang hal-hal ini ? Atau itu adalah semacam kebetulan yang tidak dapat kita
jelaskan, seperti konstanta kosmologis ?”
“Suatu hal besar yang saya juga pikirkan adalah
kebetulan-kebetulan. Dan sebagaimana saya sampaikan, ibu saya tidak percaya
dengan keacakan. Apa sifat alami kebetulan-kebetulan ? Dan bagaimana kita akan
menentukan apa tanggung jawabnya dan apa penyebabnya, di luar suatu ruang pengadilan
? Saya mampu melihatnya dari sudut pandang orang pertama, ketika saya pergi ke
desa Dong yang indah, di Guizhou, provinsi termiskin di Cina. Dan saya melihat
tempat indah ini, saya tahu saya ingin kembali. Dan saya memiliki kesempatan
untuk melakukannya ketika National Geographic meminta saya apakah saya ingin
menulis apapun tentang Cina. Dan saya bilang ya, tentang desa ini dari
orang-orang Singing, minoritas Singing. Dan mereka setuju, dan antara waktu
saya melihat tempat ini dan waktu berikutnya saya ke sana, ada suatu kecelakaan
yang buruk. Seorang lelaki, seorang lelaki tua, jatuh tertidur, dan selimutnya
terjatuh ke dalam suatu wajan berapi yang menjaganya tetap hangat. 60 rumah
hancur, dan 40 rumah rusak. Tanggung jawab dibebankan kepada keluarganya.
Anak-anak lelaki dari lelaki tersebut dibuang untuk tinggal tiga kilometer
jauhnya, di dalam suatu kandang sapi. Dan tentu saja, sebagai orang Barat, kita
berkata, "Yah, itu adalah sebuah kecelakaan. Itu tidak adil. Itu adalah
anaknya, bukan ayahnya."
“Dan ketika saya melanjutkan sebuah cerita, saya harus
melepaskan kepercayaan-kepercayaan seperti itu. Itu membutuhkan waktu, tetapi
saya harus melepaskan mereka dan pergi kesana, dan tinggal di sana. Dan
kemudian saya berada di sana dalam tiga kesempatan, pada musim yang berbeda.
Dan saya mulai merasakan sesuatu yang berbeda tentang sejarah dan tentang apa
yang telah terjadi sebelumnya, dan sifat alami kehidupan dalam suatu desa yang
sangat miskin, dan apa yang anda temukan sebagai kebahagiaan-kebahagiaan anda,
ritual-ritual anda, tradisi-tradisi anda, keterkaitan-keterkaitan anda dengan
keluarga-keluarga lainnya. Dan saya melihat bagaimana ini memiliki semacam
keadilan dalam pertanggungjawabannya. Saya juga dapat mengetahui tentang
upacara yang mereka gunakan, suatu upacara yang tidak pernah mereka gunakan
dalam sekitar 29 tahun. Dan itu adalah untuk mengirim beberapa lelaki --
seorang ahli Feng Shui mengirim lelaki-lelaki turun ke dunia kematian
menggunakan kuda-kuda hantu. Sekarang anda, sebagai orang Barat, dan saya,
sebagai orang Barat, akan berkata yah, itulah takhayul. Tetapi setelah di sana
beberapa saat, dan melihat hal-hal menakjubkan yang terjadi, anda mulai
bertanya-tanya kepercayaan-kepercayaan siapa yang beroperasi di dunia ini,
menentukan bagaimana hal-hal terjadi.”
“Jadi saya tetap bersama mereka, dan semakin saya menulis
cerita itu, semakin saya masuk ke dalam kepercayaan-kepercayaan itu, dan saya
pikir itu penting untuk saya -- untuk mengambil kepercayaan-kepercayaan itu,
karena di sanalah cerita itu nyata, dan di sanalah saya akan menemukan
jawaban-jawabannya tentang bagaimana saya merasakan mengenai
pertanyaan-pertanyaan tertentu yang saya punyai dalam hidup. Tahun berlalu,
tentu saja, dan tulisannya, itu tidak terjadi secara instan, sebagaimana saya
coba sampaikan kepada anda di sini di TED. Bukunya terbit dan demikianlah.
Ketika ia tiba, ia bukan lagi buku saya. Ia di tangan-tangan para pembaca, dan
mereka mengartikannya secara berbeda-beda. Tetapi saya kembali ke pertanyaan
tentang, bagaimana saya menciptakan sesuatu dari ketiadaan ? Dan bagaimana saya
menciptakan hidup saya sendiri ?”
“Dan saya memikirkannya dengan mempertanyakannya, dan
berkata kepada diri saya sendiri bahwa tidak ada kebenaran-kebenaran sejati.
Saya percaya dalam seluk-beluk, seluk-beluk cerita, dan masa lalu, seluk-beluk
masa lalu, dan apa yang terjadi dalam cerita pada titik itu. Saya juga percaya
bahwa dalam berfikir tentang hal-hal, pemikiran saya tentang keberuntungan, dan
takdir, dan kebetulan-kebetulan dan kecelakaan-kecelakaan, kehendak Tuhan, dan
sinkroni dari kekuatan-kekuatan misterius, Saya mencapai gagasan dari apa yang
ada saat ini, bagaimana kita mencipta. Saya harus berfikir tentang peran saya.
Di mana saya di alam semesta. Dan apakah seseorang menginginkan saya untuk
menjadi seperti itu, atau itu hanyalah sesuatu yang saya inginkan ? Dan saya
juga menemukan bahwa dengan mengimajinasikannya secara penuh, dan menjadi apa
yang diimajinasikan, dan demikianlah di dalam dunia nyata itu, dunia fiksi. Dan
itu adalah bagaimana saya menemukan partikel-partikel kebenaran, bukan
kebenaran sejati, atau kebenaran utuh. Dan mereka harus berada dalam semua
kemungkinan, termasuk hal-hal yang tidak pernah saya pikirkan sebelumnya.”
“Sehingga tidak pernah ada jawaban yang lengkap. Atau, jika
memang ada suatu jawaban, itu adalah untuk mengingatkan diri saya bahwa ada
ketidakpastian dalam segala hal, dan itu bagus. Karena kemudian saya akan
menemukan sesuatu yang baru. Dan jika ada sebagian jawaban, suatu jawaban yang
lebih lengkap dari saya, adalah untuk hanya berimajinasi. Dan berimajinasi
adalah meletakkan diri saya dalam cerita tersebut, sampai hanya ada -- ada
suatu transparansi antara saya dan cerita yang saya ciptakan.”
“Dan demikianlah cara saya menemukannya, jika saya merasa
apa yang ada dalam cerita --dalam suatu cerita-- kemudian saya sampai pada yang
paling dekat, saya pikir, untuk mengetahui apa belas kasihan itu, untuk
merasakan belas kasihan tersebut. Karena untuk segalanya, dalam pertanyaan
tentang bagaimana hal-hal terjadi, itu berkaitan dengan perasaan tersebut. Saya
harus menjadi cerita tersebut untuk memahami banyak darinya. Kita sudah sampai
ke akhir pembicaraan kita, dan saya akan menunjukkan apa yang ada di dalam tas,
dan itu adalah renungan, dan itu adalah hal-hal yang berubah dalam hidup kita,
yang indah dan tetap bersama kita. Itulah dia.”