Minggu, 16 Desember 2018

Cara Menemukan Kreativitas Diri, Ini Tips Mudahnya.

Cara menemukan kreativitas




Melansir dari www.ted.com cara menemukan kreativitas yang tersembunyi dalam diri kita seperti yang dikemukakakn oleh Amy Tan  sebagai berikut “Nilai dari ketiadaan: dari ketiadaan muncullah sesuatu. Ini adalah esai yang saya tulis ketika saya berumur 11 tahun dan saya mendapat B+. Apa yang akan saya bicarakan : ketiadaan yang muncul dari sesuatu, dan bagaimana kita berkreatifitas. Dan saya akan coba melakukannya dalam jangka waktu 18 menit yang kita diminta untuk mematuhinya, dan untuk mengikuti perintah-perintah suci TED : yang, kenyataannya, adalah sesuatu yang menciptakan suatu pengalaman hampir-mati, tetapi hampir-mati itu bagus untuk kreativitas.
“Jadi, saya juga ingin menjelaskan, karena Dave Eggers berkata dia akan mengganggu saya jika saya mengatakan apapun yang merupakan suatu kebohongan, atau tidak benar menurut kreativitas yang universal. Dan saya telah melakukannya dengan cara ini untuk separuh dari audiens, yang merupakan komunitas ilmuwan. Ketika saya berkata kita, saya tidak bermaksud anda, secara khusus; Saya memaksudkannya diri saya, dan otak kanan saya, otak kiri saya, dan yang berada di antaranya yaitu sensor dan menyatakan pada saya apa yang saya katakan adalah salah. Dan saya juga akan melakukannya dengan melihat pada apa yang saya pikir sebagai bagian dari proses kreatif saya, yang termasuk sejumlah hal yang terjadi, kenyataannya -- ketiadaan bermula bahkan lebih awal daripada momentumnya dimana saya menciptakan sesuatu yang baru. Dan itu termasuk alam, dan perawatan, dan apa yang saya sebut sebagai mimpi-mimpi buruk.”
“Sekarang dalam area alami, kita melihat apakah benar atau tidak kita dilengkapi secara pembawaan lahir dengan sesuatu, mungkin dalam otak-otak kita, beberapa kromosom abnormal yang menyebabkan efek mirip-renungan ini. Dan beberapa orang akan berkata bahwa kita dilahirkan dengannya dalam beberapa cara lain, dan orang-orang lain, seperti ibu saya, akan berkata bahwa saya mendapat bahan bakunya dari kehidupan-kehidupan sebelumnya. Beberapa orang juga akan berkata itulah kreativitas mungkin merupakan suatu fungsi dari beberapa keanehan neurologis lainnya -- sindrom van Gogh -- yaitu bahwa anda punya sedikit dari, anda tahulah, psikosis, atau depresi. Saya harus berkata, seseorang -- saya membacanya baru-baru ini bahwa van Gogh sebenarnya tidak benar-benar psikotik, bahwa dia mungkin mengalami kejang lobus temporal, dan itu mungkin menyebabkan percikan kreativitasnya, dan saya tidak -- Saya rasa itu menyebabkan sesuatu pada bagian otak anda. Dan saya akan menyebutkan bahwa saya pada dasarnya mengalami kejang lobus temporal beberapa tahun lalu, tetapi itu pada saat saya menulis buku terakhir saya, dan beberapa orang berkata bahwa buku itu cukup berbeda.”
“Saya berpikir bahwa bagian itu juga dimulai dengan suatu perasaan krisis identitas: anda tahulah, siapa saya, mengapa saya seperti ini, mengapa saya bukan orang kulit hitam seperti orang-orang lain? Dan terkadang anda dilengkapi dengan keahlian-keahlian tetapi mereka mungkin bukan jenis-jenis keahlian yang memungkinkan kreativitas. Saya dulu menggambar. Saya dulu berpikir saya akan jadi seorang seniman. Dan saya dulu memiliki sebuah miniatur anjing pudel. Dan itu bukanlah sesuatu yang buruk, tetapi itu tidak benar-benar kreatif. Karena semua yang saya lakukan adalah merepresentasikan sesuatu seperti apa adanya. Dan saya memiliki suatu perasaan bahwa saya mungkin menyalin ini dari sebuah buku. Dan kemudian saya juga tidak benar-benar cemerlang dalam beberapa area tertentu yang saya inginkan. dan anda tahulah, anda melihat pada nilai-nilai itu, dan itu tidaklah buruk, tetapi itu tidaklah secara jelas memprediksikan bahwa saya suatu hari akan memperoleh penghasilan saya dari pengaturan kata-kata yang berseni.”
“Juga, satu dari prinsip-prinsip kreativitas adalah memiliki sedikit trauma masa kecil. Dan saya memiliki hal-hal yang saya pikir banyak orang lain miliki. dan itu adalah, anda tahulah, saya menerima harapan-harapan yang diletakkan pada diri saya Boneka di sana, omong-omong, boneka di sana dulunya adalah sebuah mainan yang diberikan kepada saya ketika saya berusia sembilan tahun, dan boneka itu untuk membantu saya menjadi seorang doktor dari usia yang sangat dini. Saya punya beberapa boneka yang cukup bertahan lama: dari usia lima sampai 15, ini seharusnya menjadi pekerjaan sampingan saya, dan itu membawa kepada suatu perasaan gagal.”
“Tetapi kenyataannya ada sesuatu yang cukup nyata dalam hidup saya yang terjadi ketika saya berusia sekitar 14 Dan ditemukan bahwa kakak lelaki saya, pada 1967, dan kemudian bapak saya, enam bulan kemudian, memiliki tumor otak. Dan ibu saya percaya bahwa suatu kesalahan telah terjadi, dan beliau akan mencari tahu apakah kesalahan itu. Dan beliau akan memperbaikinya. Bapak saya adalah seorang pendeta Baptis, dan beliau percaya pada mukjizat-mukjizat, dan bahwa kehendak Tuhan akan menanganinya. Tetapi tentu saja, akhirnya mereka menghembuskan nafas terakhirnya, terpisah enam bulan. Dan setelahnya, ibu saya percaya bahwa ini adalah takdir, atau kutukan-kutukan -- beliau mencari semua alasan di alam semesta kenapa hal ini harus terjadi. Semuanya kecuali keacakan. Beliau tidak percaya pada keacakan. Ada suatu alasan untuk segala sesuatu. Dan satu dari alasan-alasan tersebut, beliau berpikir, adalah bahwa ibunya dulu, yang telah wafat ketika beliau masih sangat muda, marah pada dirinya. Dan kemudian saya memiliki gagasan kematian ini di sekeliling saya karena ibu saya juga percaya bahwa sayalah yang berikutnya, dan beliau yang berikutnya Dan ketika anda dihadapkan dengan kemungkinan kematian yang sangat dekat, anda mulai berpikir sangat banyak tentang segala sesuatu. Anda menjadi sangat kreatif, dalam suatu perasaan bertahan hidup.”
“Dan ini, kemudian, membawa pada pertanyaan-pertanyaan besar saya. Dan itu adalah pertanyaan-pertanyaan yang sama yang saya miliki hari ini. Dan pertanyaan-pertanyaan itu adalah : mengapa hal-hal terjadi, dan bagaimana hal-hal terjadi? Dan satu pertanyaan yang ditanyakan ibu saya: Bagaimana saya membuat hal-hal terjadi? Adalah suatu cara yang indah untuk melihat pada pertanyaan-pertanyaan ini, ketika anda menulis sebuah cerita. Karena pada dasarnya, dalam kerangka tersebut, diantara halaman satu dan 300, anda harus menjawab pertanyaan tentang mengapa hal-hal terjadi, bagaimana hal-hal terjadi, dalam urutan apa mereka terjadi. Apa pengaruh-pengaruhnya? Bagaimana saya, sebagai narator, sebagai penulis, juga mempengaruhinya? Dan itu juga sesuatu yang saya pikir banyak dari para ilmuwan kita telah pertanyakan. Hal itu seperti semacam kosmologi, dan saya harus membangun suatu kosmologi dari alam semesta saya sendiri, sebagai pencipta dari alam semesta tersebut.”
”Dan anda lihat, ada banyak sekali maju dan mundur untuk membuat hal itu terjadi, untuk mencoba mencari tahu -- bertahun-tahun, seringkali. Sehingga ketika saya melihat pada kreativitas, saya juga berpikir bahwa itu adalah perasaan ini atau ketidakmampuan ini untuk menekan penglihatan saya pada asosiasi-asosiasi tentang segala sesuatu secara khusus di dalam hidup Dan saya mendapatkan banyak dari hal-hal tersebut selama apa yang telah terjadi sepanjang konferensi ini, hampir segala sesuatu yang telah terjadi.”
“Dan saya akan menggunakan asosiasi ini, sebagai metafora mekanika kuantum, yang sesungguhnya saya tidak mengerti, tetapi saya tetap akan menggunakannya sebagai proses untuk menjelaskan apakah metafora yang dimaksud tersebut. Jadi dalam mekanika kuantum, tentu saja, anda memiliki energi gelap dan materi gelap. Dan itu adalah hal yang sama dalam melihat pertanyaan-pertanyaan ini tentang bagaimana hal-hal terjadi. Ada banyak sekali hal-hal yang tidak diketahui, dan anda seringkali tidak tahu hal apa itu kecuali dengan ketiadaannya. Tetapi ketika anda membuat asosiasi-asosiasi tersebut, anda menginginkannya untuk bergabung menjadi suatu bentuk sinergi dalam cerita, dan apa yang anda temukan itulah yang penting. Maknanya. Dan itulah yang saya cari dalam karya saya, suatu makna pribadi.”
“Ada juga prinsip ketidakpastian, yang merupakan bagian dari mekanika kuantum, sebagaimana yang saya mengerti. (Tawa) Dan hal ini terjadi secara konstan dalam penulisan. Dan ada efek pengamat yang mengerikan dan menakutkan, di mana anda mencari sesuatu, dan anda tahu, hal-hal terjadi secara bersamaan, dan anda melihatnya dengan cara yang berbeda, dan anda mencoba untuk benar-benar mencari ke-tentang-annya. Atau tentang apa cerita ini. Dan jika anda mencoba terlalu keras, maka anda akan hanya menulis mengenai tentang. Anda tidak akan menemukan apapun. Dan apa yang anda semestinya temukan, apa yang anda harap untuk temukan, dengan beberapa cara yang kebetulan, tidak lagi ada di sana. Sekarang, saya tidak ingin mengabaikan sisi lain dari yang terjadi dalam alam semesta kita, sebagaimana banyak dari para ilmuwan kita lakukan. Dan karenanya saya hanya akan memberikan teori string di sini, dan hanya berkata bahwa orang-orang kreatif adalah multidimensional, dan ada sebelas tingkat, saya pikir, dari kecemasan. (Tawa) Dan kesemuanya beroperasi pada waktu yang sama.”
“Ada juga sebuah pertanyaan besar tentang ambiguitas. Dan saya akan menghubungkannya dengan sesuatu yang disebut konstanta kosmologis. Dan anda tidak tahu apa yang beroperasi, tetapi sesuatu sedang beroperasi di sana. Dan ambiguitasm, bagi saya, adalah sangat tidak nyaman dalam hidup saya, dan saya memilikinya. Ambiguitas moral. Hal itu secara konstan ada di sana. Dan sebagaimana sebuah contoh, berikut ini adalah satu yang baru-baru ini menimpa saya. Hal itu adalah sesuatu yang saya baca dalam sebuah editorial oleh seorang wanita yang membicarakan tentang perang di Iraq. Dan ia berkata, "Selamatkan seseorang dari tenggelam, maka anda bertanggung jawab terhadapnya seumur hidupnya." Sebuah pepatah Cina yang sangat terkenal, katanya. Dan hal itu berarti karena kita pergi ke Iraq, kita seharusnya tetap di sana hingga hal-hal terselesaikan. Anda tahu, mungkin bahkan sampai 100 tahun. Sehingga ada satu hal lagi yang terlintas di pikiran saya, dan itu adalah "menyelamatkan ikan dari tenggelam." Dan hal itulah yang nelayan-nelayan Buddha katakan, karena mereka tidak seharusnya membunuh apapun. Dan karena mereka juga harus memperoleh penghasilan, dan orang-orang butuh makan. Sehingga cara mereka merasionalisasikan adalah bahwa mereka menyelamatkan ikan dari tenggelam, dan sayangnya dalam proses tersebut ikannya mati.”
“Sekarang apa yang meliputi dalam kedua metafora tenggelam tersebut -- kenyataannya, satu darinya adalah penafsiran ibu saya, dan itu adalah sebuah pepatah Cina yang terkenal karena beliau yang mengatakan ke saya: "Selamatkan seseorang dari tenggelam, maka anda bertanggung jawab terhadapnya seumur hidupnya." Dan itu adalah sebuah peringatan -- jangan ikut campur urusan orang lain, atau anda akan terjebak. OK. Saya pikir jika seseorang memang benar-benar tenggelam, ia akan menyelamatkannya. Tetapi kedua pepatah tersebut, menyelamatkan seekor ikan dari tenggelam, atau menyelamatkan seseorang dari tenggelam, buat saya hal-hal tersebut berkaitan dengan niat-niat.”
“Dan kesemua dari kita dalam hidup, ketika kita melihat suatu situasi, kita memiliki suatu respons. Dan kemudian kita punya niat-niat. Ada suatu ambiguitas dari apa yang seharusnya harus kita lakukan, dan kemudian kita melakukan sesuatu. Dan hasil-hasil darinya mungkin tidak sesuai dengan niat-niat kita pada awalnya. Mungkin hal-hal menjadi salah. Dan kemudian, setelah itu, apa tanggung jawab kita? Apa yang seharusnya kita lakukan? Apakah kita tetap didalamnya seumur hidup kita, atau kita melakukan sesuatu yang lain dan menjustifikasinya dan berkata, yah, niat-niat saya baik, dan karenanya saya tidak bisa dituntut bertanggung jawab untuk keseluruhannya? Itulah ambiguitas dalam hidup saya yang benar-benar mengganggu saya, dan membuat saya menulis sebuah buku berjudul Menyelamatkan Ikan Dari Tenggelam.”
“Saya melihat contoh-contoh hal tersebut, sekalinya saya mengidentifikasi pertanyaan ini. Hal itu ada di semua tempat. Saya mendapat isyarat-isyarat ini di manapun. Dan kemudian, dengan suatu cara, saya tahu bahwa mereka selalu ada di sana. Dan kemudian menulis, itulah yang terjadi. Saya mendapat isyarat-isyarat ini, petunjuk-petunjuk ini, dan saya sadar bahwa mereka telah jelas, dan sebelumnya mereka belum jelas. Dan yang saya butuhkan, secara efek, adalah suatu fokus. Dan ketika saya memiliki pertanyaan, itu adalah suatu fokus Dan semua hal ini yang kelihatannya seperti kepingan dan buangan dalam hidup kenyataannya melalui pertanyaan tersebut, dan apa yang terjadi adalah hal-hal khusus tersebut menjadi relevan. Dan nampaknya seperti itu terjadi sepanjang waktu. Anda berpikir ada suatu ketidaksengajaan yang terjadi, suatu kebetulan, di mana anda memperoleh seluruh bantuan ini dari alam semesta. Dan hal itu juga dapat dijelaskan bahwa anda saat ini memiliki fokus. Dan anda memperhatikannya lebih sering.”
“Tetapi anda mengaplikasikan hal itu. Anda mulai melihat pada hal-hal yang yang berkaitan dengan ketegangan-ketegangan anda. Saudara laki-laki anda, yang sedang mengalami masalah, apakah anda mengurusinya ? Mengapa atau mengapa tidak ? Hal itu mungkin merupakan sesuatu yang barangkali lebih serius --sebagaimana saya katakan, hak-hak asasi manusia di Birma. Saya berpikir bahwa saya seharusnya tidak pergi karena seseorang berkata jika saya melakukannya, hal itu akan menunjukkan bahwa saya setuju dengan rezim militer di sana. Dan kemudian setelah beberapa lama, saya harus bertanya kepada diri saya, "Mengapakah kita menelan mentah-mentah pengetahuan, mengapakah kita menelan asumsi yang telah diberikan orang lain kepada kita ?" Dan hal itu adalah hal yang sama yang saya rasakan ketika saya tumbuh dewasa, dan mendengar aturan-aturan kelakuan moral dari ayah saya, yang adalah seorang pendeta Baptis. Jadi saya memutuskan bahwa saya akan pergi ke Birma untuk niat-niat saya sendiri, dan tetap tidak tahu bahwa jika saya pergi ke sana, apakah hasil dari hal tersebut adalah jika saya menulis sebuah buku -- dan saya hanya akan menghadapi yang terakhir disebutkan, ketika waktunya tiba,”
“Kita semua menaruh perhatian dengan hal-hal yang kita lihat dalam dunia yang kita peduli dengannya. Kita sampai pada titik ini dan berkata, apa yang saya sebagai seorang individu lakukan ? Tidak semua dari kita dapat pergi ke Afrika, atau bekerja di rumah sakit-rumah sakit jadi, apa yang kita lakukan jika kita punya respons moral ini, perasaan ini ? Juga, saya pikir satu dari hal-hal terbesar yang kita semua melihat, dan berbicara tentangnya hari ini, adalah genosida. Hal ini membawa pada pertanyaan ini, ketika saya melihat pada semua hal ini yang secara moral adalah ambigu dan tidak nyaman, dan saya mempertimbangkan apakah seharusnya niat-niat saya, saya menyadari itu kembali ke pertanyaan identitas yang saya alami ketika saya masih kecil -- dan mengapa saya ada di sini, dan apakah arti dari hidup saya, dan apakah tempat saya di alam semesta ini ?”
“Itu kelihatannya sangat jelas, tapi kenyataannya tidak. Kita semua membenci ambiguitas moral dalam tingkat tertentu, dan kenyataannya itu juga diperlukan secara mutlak. Dalam menulis suatu cerita, inilah tempat saya memulai. Terkadang saya mendapatkan bantuan dari alam semesta, sepertinya. Ibu saya akan berkata bahwa itu adalah arwah dari nenek saya dari buku pertama, karena sepertinya saya tahu hal-hal yang saya seharusnya tidak tahu. Daripada menulis bahwa nenek saya meninggal karena kecelakaan, dari suatu overdosis opium sementara sedang bersenang-senang terlalu banyak, saya pada kenyataannya menceritakan bahwa wanita tersebut bunuh diri, dan itulah kenyataan sebenarnya yang terjadi. Dan ibu saya memutuskan bahwa informasi itu pasti datang dari nenek saya.”
“Ada juga hal-hal, yang cukup luar biasa, yang memberi saya informasi yang akan membantu saya dalam menulis buku tersebut. Dalam kasus itu, saya sedang menulis sebuah cerita yang memasukkan sejenis detil, periode sejarah, suatu lokasi tertentu. Dan saya butuh untuk mencari sesuatu yang secara sejarah akan sesuai dengannya. Dan saya mengambil buku ini, dan saya -- halaman pertama yang saya buka adalah tepat tempat dan periode waktunya. Dan jenis karakter yang saya butuhkan adalah pemberontakan Taiping, terjadi di daerah dekat Qualin, di luarnya, dan seorang karakter yang berpikir dia adalah anak dewa.”
“Anda bertanya-tanya, apakah hal-hal ini kemungkinan acak? Yah, apa itu acak ? Apa itu kemungkinan ? Apa itu keberuntungan ? Apa hal-hal yang anda dapatkan dari alam semesta yang anda tidak dapat benar-benar jelaskan ? Dan itu masuk ke dalam cerita juga. Ada hal-hal yang saya pikirkan secara konstan dari hari ke hari. Khususnya ketika hal-hal baik terjadi, dan lebih khususnya, ketika hal-hal buruk terjadi. Tetapi saya memang berfikir ada semacam kebetulan, dan saya memang ingin tahu apakah unsur-unsurnya, sehingga saya dapat berterima kasih kepada mereka, dan juga mencoba mencari mereka dalam hidup saya. Karena, lagi-lagi, saya berfikir bahwa ketika saya sadar tentang mereka, lebih banyak dari mereka yang terjadi.”
“Kejadian lainnya adalah ketika saya pergi ke suatu tempat --saya hanya dengan beberapa teman, dan kami menyetir secara acak ke suatu tempat yang berbeda, dan kami sampai di lokasi non-turis ini, suatu perkampungan yang indah, murni. Dan kami berjalan tiga lembah melewatinya, dan pada lembah ketiga, ada sesuatu yang cukup misterius dan pertanda buruk, suatu ketidaknyamanan yang saya rasakan. Dan kemudian saya tahu hal itu harus jadi latar dari buku saya. Dan ketika menulis salah satu dari peristiwanya, itu terjadi di lembah ketiga. Untuk beberapa alasan saya menulis tentang tugu-tugu peringatan --tumpukan-tumpukan batu -- yang dibangun seorang laki-laki. Dan saya tidak tahu secara pasti mengapa saya mendapatkannya, tetapi saat itu sangat jelas. Saya mengalami kebuntuan, dan seorang teman, ketika dia bertanya apakah saya mau berjalan-jalan dengan dia dan anjing-anjingnya, saya bilang, tentu. Dan sekitar 45 menit kemudian, berjalan sepanjang pantai, saya menemui ini. Dan itu adalah seorang laki-laki, seorang laki-laki Cina, dan dia menumpuk benda-benda ini, tidak dengan lem, tidak dengan apapun. Dan saya bertanya bagaimana mungkin untuk melakukan ini ? Dan dia berkata, yah, saya rasa segala sesuatu dalam hidup, ada suatu tempat keseimbangan. Dan ini adalah tepatnya makna dari cerita saya pada titik tersebut. Saya memiliki banyak sekali contoh -- saya memiliki banyak sekali kejadian seperti ini ketika saya menulis suatu cerita, dan saya tidak dapat menjelaskannya. Apakah itu karena saya memiliki filter bahwa saya memiliki suatu kebetulan yang sedemikian kuat dalam menulis tentang hal-hal ini ? Atau itu adalah semacam kebetulan yang tidak dapat kita jelaskan, seperti konstanta kosmologis ?”
“Suatu hal besar yang saya juga pikirkan adalah kebetulan-kebetulan. Dan sebagaimana saya sampaikan, ibu saya tidak percaya dengan keacakan. Apa sifat alami kebetulan-kebetulan ? Dan bagaimana kita akan menentukan apa tanggung jawabnya dan apa penyebabnya, di luar suatu ruang pengadilan ? Saya mampu melihatnya dari sudut pandang orang pertama, ketika saya pergi ke desa Dong yang indah, di Guizhou, provinsi termiskin di Cina. Dan saya melihat tempat indah ini, saya tahu saya ingin kembali. Dan saya memiliki kesempatan untuk melakukannya ketika National Geographic meminta saya apakah saya ingin menulis apapun tentang Cina. Dan saya bilang ya, tentang desa ini dari orang-orang Singing, minoritas Singing. Dan mereka setuju, dan antara waktu saya melihat tempat ini dan waktu berikutnya saya ke sana, ada suatu kecelakaan yang buruk. Seorang lelaki, seorang lelaki tua, jatuh tertidur, dan selimutnya terjatuh ke dalam suatu wajan berapi yang menjaganya tetap hangat. 60 rumah hancur, dan 40 rumah rusak. Tanggung jawab dibebankan kepada keluarganya. Anak-anak lelaki dari lelaki tersebut dibuang untuk tinggal tiga kilometer jauhnya, di dalam suatu kandang sapi. Dan tentu saja, sebagai orang Barat, kita berkata, "Yah, itu adalah sebuah kecelakaan. Itu tidak adil. Itu adalah anaknya, bukan ayahnya."
“Dan ketika saya melanjutkan sebuah cerita, saya harus melepaskan kepercayaan-kepercayaan seperti itu. Itu membutuhkan waktu, tetapi saya harus melepaskan mereka dan pergi kesana, dan tinggal di sana. Dan kemudian saya berada di sana dalam tiga kesempatan, pada musim yang berbeda. Dan saya mulai merasakan sesuatu yang berbeda tentang sejarah dan tentang apa yang telah terjadi sebelumnya, dan sifat alami kehidupan dalam suatu desa yang sangat miskin, dan apa yang anda temukan sebagai kebahagiaan-kebahagiaan anda, ritual-ritual anda, tradisi-tradisi anda, keterkaitan-keterkaitan anda dengan keluarga-keluarga lainnya. Dan saya melihat bagaimana ini memiliki semacam keadilan dalam pertanggungjawabannya. Saya juga dapat mengetahui tentang upacara yang mereka gunakan, suatu upacara yang tidak pernah mereka gunakan dalam sekitar 29 tahun. Dan itu adalah untuk mengirim beberapa lelaki -- seorang ahli Feng Shui mengirim lelaki-lelaki turun ke dunia kematian menggunakan kuda-kuda hantu. Sekarang anda, sebagai orang Barat, dan saya, sebagai orang Barat, akan berkata yah, itulah takhayul. Tetapi setelah di sana beberapa saat, dan melihat hal-hal menakjubkan yang terjadi, anda mulai bertanya-tanya kepercayaan-kepercayaan siapa yang beroperasi di dunia ini, menentukan bagaimana hal-hal terjadi.”
“Jadi saya tetap bersama mereka, dan semakin saya menulis cerita itu, semakin saya masuk ke dalam kepercayaan-kepercayaan itu, dan saya pikir itu penting untuk saya -- untuk mengambil kepercayaan-kepercayaan itu, karena di sanalah cerita itu nyata, dan di sanalah saya akan menemukan jawaban-jawabannya tentang bagaimana saya merasakan mengenai pertanyaan-pertanyaan tertentu yang saya punyai dalam hidup. Tahun berlalu, tentu saja, dan tulisannya, itu tidak terjadi secara instan, sebagaimana saya coba sampaikan kepada anda di sini di TED. Bukunya terbit dan demikianlah. Ketika ia tiba, ia bukan lagi buku saya. Ia di tangan-tangan para pembaca, dan mereka mengartikannya secara berbeda-beda. Tetapi saya kembali ke pertanyaan tentang, bagaimana saya menciptakan sesuatu dari ketiadaan ? Dan bagaimana saya menciptakan hidup saya sendiri ?”
“Dan saya memikirkannya dengan mempertanyakannya, dan berkata kepada diri saya sendiri bahwa tidak ada kebenaran-kebenaran sejati. Saya percaya dalam seluk-beluk, seluk-beluk cerita, dan masa lalu, seluk-beluk masa lalu, dan apa yang terjadi dalam cerita pada titik itu. Saya juga percaya bahwa dalam berfikir tentang hal-hal, pemikiran saya tentang keberuntungan, dan takdir, dan kebetulan-kebetulan dan kecelakaan-kecelakaan, kehendak Tuhan, dan sinkroni dari kekuatan-kekuatan misterius, Saya mencapai gagasan dari apa yang ada saat ini, bagaimana kita mencipta. Saya harus berfikir tentang peran saya. Di mana saya di alam semesta. Dan apakah seseorang menginginkan saya untuk menjadi seperti itu, atau itu hanyalah sesuatu yang saya inginkan ? Dan saya juga menemukan bahwa dengan mengimajinasikannya secara penuh, dan menjadi apa yang diimajinasikan, dan demikianlah di dalam dunia nyata itu, dunia fiksi. Dan itu adalah bagaimana saya menemukan partikel-partikel kebenaran, bukan kebenaran sejati, atau kebenaran utuh. Dan mereka harus berada dalam semua kemungkinan, termasuk hal-hal yang tidak pernah saya pikirkan sebelumnya.”
“Sehingga tidak pernah ada jawaban yang lengkap. Atau, jika memang ada suatu jawaban, itu adalah untuk mengingatkan diri saya bahwa ada ketidakpastian dalam segala hal, dan itu bagus. Karena kemudian saya akan menemukan sesuatu yang baru. Dan jika ada sebagian jawaban, suatu jawaban yang lebih lengkap dari saya, adalah untuk hanya berimajinasi. Dan berimajinasi adalah meletakkan diri saya dalam cerita tersebut, sampai hanya ada -- ada suatu transparansi antara saya dan cerita yang saya ciptakan.”
“Dan demikianlah cara saya menemukannya, jika saya merasa apa yang ada dalam cerita --dalam suatu cerita-- kemudian saya sampai pada yang paling dekat, saya pikir, untuk mengetahui apa belas kasihan itu, untuk merasakan belas kasihan tersebut. Karena untuk segalanya, dalam pertanyaan tentang bagaimana hal-hal terjadi, itu berkaitan dengan perasaan tersebut. Saya harus menjadi cerita tersebut untuk memahami banyak darinya. Kita sudah sampai ke akhir pembicaraan kita, dan saya akan menunjukkan apa yang ada di dalam tas, dan itu adalah renungan, dan itu adalah hal-hal yang berubah dalam hidup kita, yang indah dan tetap bersama kita. Itulah dia.”

ADMIN 2

Author & Editor

Has laoreet percipitur ad. Vide interesset in mei, no his legimus verterem. Et nostrum imperdiet appellantur usu, mnesarchum referrentur id vim.